Bisa Merdeka Membangun Karier

Belajarlah sampai akhir nafas, tentunya bukan sekadar pepatah. Karena seiring bergulirnya waktu akan selalu ada ilmu baru yang akan memperkaya nilai dalam diri kita. Semua akan dihadirkan langsung dari para pakar berpengalaman di berbagai vertikal keilmuan.

Belajarlah sampai akhir nafas, tentunya bukan sekadar pepatah. Karena seiring bergulirnya waktu akan selalu ada ilmu baru yang akan memperkaya nilai dalam diri kita. Semua akan dihadirkan langsung dari para pakar berpengalaman di berbagai vertikal keilmuan.

Dalam rangka mempersiapkan diri untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan dari leader sebelumnya, ada skill set yang harus dikuasai. Kalo kamu adalah pemimpin yang baru saja ditunjuk jadi suksesor, kamu wajib dengerin podcast ini. Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak sudah bergabung bersama Bintang Cahya, your Inspihost.

Dengan pengalaman belasan tahun sebagai seorang leader lintas industri, mulai dari aviasi, keuangan, holding company, perbankan dan sekarang di industri teknologi. Pak Rachmat akan berbagi insight tentang keterampilan dan ketangkasan yang dibutuhkan oleh seorang suksesor agar bisa berhasil.

Mungkin dari kamu ada yang udah siap naik jabatan tapi malah pindah ke tempat lain dan mulai dari nol lagi. Atau bahkan ada yang mengalami kemunduran karir karena pemutusan hubungan kerja sepihak dan mendadak dirumahkan padahal sudah susah payah membangun karir dan reputasi. Atau ada yang memang harus mengambil jeda dari karir karena alasan personal seperti keluarga. Pertanyaan yang sering muncul pasti bisa nggak ya aku berkarir cemerlang lagi?, gimana caranya buat bangkit lagi setelah mengalami kemunduran dalam karir? atau dimundurkan karirnya ?.

Kami selalu ingin membantu menemukan solusi dari permasalahan karirmu, makanya kali ini Mbak Irma Erinda, Purpose Coach dan HR Professional dengan pengalaman 15 tahun di Unilever akan sharing di Inspigo tentang Bagaimana Bangkit dari Kemunduran Karir bareng Bintang Cahya, your Inspihost.

Dalam dunia kerja, gak semua orang berani untuk berbicara menyuarakan apa yang ada dalam pikirannya, karena mereka merasa tidak memiliki keterampilan untuk tampil dan berbicara. Dan memang kebanyakan dari kita seringkali ragu menyampaikan ide kita dalam meeting karena sudah cemas dan takut duluan. Biasanya sih karena takut terlihat kurang pintar atau khawatir argumennya dinilai tidak cemerlang. Akibatnya diri kita jadi tidak kelihatan, walaupun banyak gagasan cemerlang yang kita miliki

Oleh karena itu, keragu-raguan diri harus bisa diatasi dan kita harus berani agak show off-lah , alias membuat diri kita terlihat jika ingin karir kita maju, Inspigoers.

Biar kamu bisa mengatasi hal ini, Inspigo siap membantu kamu dengan mengundang Annisia Dwi Baehaki, Head of Talent Strategy Bukalapak, yuk kita belajar bareng Shandy Luo your Inspihost.

Siapa yang tidak suka dengan kisah sukses? Tapi percayalah kisah gagal juga tak kalah menariknya. Temukan beragam perjalanan mengejutkan orang-orang hebat yang mungkin namanya belum pernah kamu tahu sebelumnya.

Katanya, bekerja itu perlu pakai hati. Ketika kita mengerjakan hal yang kita cintai, kita akan merasa lebih produktif, termotivasi, ingin terus berkembang, serta lebih terbuka terhadap tantangan baru. Tidak hanya mencari nafkah, kita pun dapat hidup secara lebih utuh dan bahagia, dan dalam perjalanannya bahkan bisa membawa dampak bagi orang lain. Kalau kita lihat lagi, hal-hal ini pun diperlukan untuk jadi seorang pemimpin yang baik. Mengutip presiden keenam Amerika Serikat, John Quincy Adams,

ketika tindakan seseorang menginspirasi orang lain untuk bermimpi, belajar, bekerja, dan berkembang lebih lagi, ia adalah seorang pemimpin.

Ini pun bisa kita temukan dalam diri Mardi Wu, CEO Nutrifood. Percaya nggak percaya, Mardi sudah berkarier lebih dari 20 tahun di Nutrifood, bahkan sejak awal ia bekerja. Kecintaan yang besar terhadap pekerjaannya ini pun ia tularkan kepada orang-orang di perusahaannya ini, misalnya melalui membangun budaya yang unik dan nyaman di lingkungan kerja, serta menularkan semangat dan bahkan kecintaan akan tempat kerja pada karyawannya. Melalui kecintaannya mengajar, Mardi juga turut berperan mengembangkan pemimpin-pemimpin baru. Bisa dibilang, Mardi punya gaya kepemimpinan yang sangat memanusiakan orang lain.

Belajarlah sampai akhir nafas, tentunya bukan sekadar pepatah. Karena seiring bergulirnya waktu akan selalu ada ilmu baru yang akan memperkaya nilai dalam diri kita. Semua akan dihadirkan langsung dari para pakar berpengalaman di berbagai vertikal keilmuan.

kurang dari 30 tahun lagi, kita akan memasuki Indonesia Emas di tahun 2045. Ketika genap berusia 100 tahun, Indonesia diproyeksikan mengalami momentum produktif dengan bonus demografinya. Sadar nggak sih bahwa memasuki masa itu, kita sebagai kaum muda masa kinilah yang kelak akan memimpin Indonesia? Peran dan tanggung jawab besar itu jatuh ke tangan kita. Karenanya, penting banget bagi kita untuk terus belajar dan memupuk berbagai kemampuan, sehingga kita bisa menjadi pemimpin yang mumpuni, serta memajukan bangsa dan negara.

Salah satu tokoh pemimpin Indonesia masa kini yang patut diteladani adalah Handry Satriago, CEO dari General Electric Indonesia. Dengan tekad dan kemauan yang begitu besar untuk terus belajar dan berprestasi, Handry dinilai layak untuk menjadi figur yang menahkodai General Electric. Bahkan, kanker dan keterbatasan fisik tidak menjadi halangan bagi dirinya untuk berkesempatan memimpin dan berkiprah di perusahaan besar dan multinasional seperti G-E.

Di sesi Date with Desy kali ini, Inspiguest Handry Satriago akan bicara lebih banyak soal bagaimana ia melihat kepemimpinan serta hal-hal yang diperlukan dalam meningkatkan kemampuan sebagai seorang pemimpin.

Menjadi pemimpin melibatkan tanggung jawab besar, kamu juga selalu dikejar oleh target, bukan? Rasanya 24 jam kerja sehari juga nggak pernah cukup untuk menuntaskan tugas. Stress, lelah, burnout sudah sering dialami berkali-kali.

Nah gimana kalo yuk, jeda dulu, istirahat dulu.

Tapi mungkin Inspigoers berpikir Yaah, mana bisa istirahat, persaingan sekarang semakin ketat, tuntutan untuk pemimpin setiap harinya semakin besar, kok malah diminta mengambil jeda?!

Saat ini sudah hadir Ibu Helena Abidin, seorang Trusted Intuitive Advisor and High Performance Coach. Ibu Helena sudah memiliki pengalaman panjang sebagai seorang pemimpin, tapi sekarang Ibu Helena fokus memberi coaching kepada para pemimpin. Ibu Helena akan membantu para leaders, untuk memahami The Power Of Pause For Leaders bersama Bintang Cahya, your Inspihost.

Bisa bekerja mengerjakan apa yang kita sukai, di sudut nyaman rumah kita sendiri adalah impian ideal banyak pekerja, tapii...itu duluuu, di masa sebelum pandemi. Kenyataannya, sekarang ini, ketika karyawan dipaksa untuk bekerja dari rumah, walau di sudut ternyaman rumah sendiri, malah banyak yang mengalami stress dan merasa hidupnya tak lagi seimbang. Ternyata kenyamanan bekerja dari rumah bagi sebagian pekerja, itu cuma ilusi saja.


Menurut hasil survei dari 400 pekerja di Indonesia selama akhir Desember 2020 - Januari 2021 oleh IDN Times, sebanyak 63 persen responden mengaku kesulitan dalam menentukan batasan antara pekerjaan kantor dan pekerjaan rumah.

Hayoo, ngaku, mungkin kamu adalah salah satu dari pekerja yang kalo punya kesempatan ngobrol sama teman bawaannya pengen curhat bagaimana lelahnya bekerja dari rumah. Nggak ada salahnya kok curhat demi kesehatan mental kita, Inspigoers.

Nah kali ini, kita juga bakalan curhat alias ngobrol dari hati ke hati sama Monica Anggar, seorang HR Practitioner dan HR Content Creator. Monica pernah punya pengalaman juga sebagai karyawan yang working from home. Inilah yang mendorong Monica dan akhirnya menemukan bagaimana caranya menghadapi tantangan menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional pada saat WFH.

Saya Widma Meissner your Inspihost, yuk kita langsung aja kontak Monica Anggar.

Belajarlah sampai akhir nafas, tentunya bukan sekadar pepatah. Karena seiring bergulirnya waktu akan selalu ada ilmu baru yang akan memperkaya nilai dalam diri kita. Semua akan dihadirkan langsung dari para pakar berpengalaman di berbagai vertikal keilmuan.

Kalau orang tua di masa lampau sempat bilang sekarang zaman sudah gila, bukan sekadar pepesan kosong. Di era arus informasi yang membanjir, serta media sosial yang mengaburkan batas antara dunia maya dan nyata perlu adanya penawar yang membuat masing-masing kita tetap sadar.